Thursday, 9 April 2015

Perkembangan Intelektual Remaja - Bimbingan Konseling



PERKEMBANGAN INTELEKTUAL REMAJA

1.      Pengertian Intelek
2.      Hubungan Antara Intelek Dan Tingkah Laku
3.      Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
5.      Cara Meningkatkan Perkembangan Intelek
6.      Perbedaan Individu Dalam Kemampuan Dan Perkembangan Intelek
7.      Usaha-Usaha Dalam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja Dalam Proses
       Pembelajaran
8.      Hubungan Antara Intelegensi Dan Hasil Belajar


A.     PENGERTIAN INTELEK

Ø  Menurut kamus Webster New World Dictionary of The American Languange, istilah Intelect berarti:
v  Kecakapan untuk berfikir , mengamati atau mengerti. Kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya. Dengan demikian kecekapan berada dari kemauan dam perasaan.
v  Kecakapan mental yang besar , sangat intelegensi.
v  Pikiran atau intelegensi.
Ø  Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai :
1.      Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan
    menilai, dan kemampuan mempertimbangkan
2.      Kemampuan mental atau itelegensi
Ø  Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari rposes berfikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.
Ø  Menurut English dan English dalam bukunya “ A Comprehensive dictionary of pisychological and Psychoanalitical Terms “. Istlah Intelect berarti antara lain :
1.      Kekuatan mental  dimana manusia dapat berfikir
2.      Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berfikir (misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami)
3.      Kecakapan, terutama kecakapan yang ti nggi untuk berfikir ( bandingkan dengan Intelligence, Intelligence = intellect).

      Untuk mengukur kecerdasan atau intelek di perlukan tes IQ. IQ adalah sebuah singkatan yang kepanjangannya adalah Intelegensi Qaution dalam bahasa Indonesia sering disebut angaka kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan manusia secara umum (dalam hal pada umumnya).Hasilnya adalah berupa angka/score.

Manfaat Tes IQ
1.      Dapat mengetahui kecerdasan yang dimiliki
2.      Dapat melihat sejauh mana potensi bisa dikembangkan secara maksimal.
3.      Untuk mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang dicapai (jika     IQ tinggi harusnya prestasi belajar juga tinggi)
4.      Untuk mendeteksi kesulitan belajar disebabkan karena faktor kemampuan ataukah faktor yang lain seperti kemalasan, dll.
5.      Untuk pertimbangan dalam memilih jenjang pendek/panjang.
Ø  Beberapa para ahli mengemukakana pengertian Intelektual sebagai berikut:
1.      Super dan Cites mengemukakan bahwa intelegensi telah sering didefisikan sebagai kemampuan memnyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
2.      Garret (1946) mengemukakan bahwaintelegensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang di perlukan untuk pemecehan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
3.      Alfred Binet (dalam Sobani Irfan,1986) mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu kapasitas intelektual umum, yang antara lain mencakup kemampuan :
·         Menalar dan menilai
·         Menyeluruh
·         Mencipta dan merumuskan arah berfikir spesifik
·         Menyesuaikan pikiran pada pencapaian hasil akhir
·         Memiliki kemampuan mengeritik dirisendiri
Ø  Dari berbagai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa intelegensi itu adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berffikir abstrak, menalar serta bertindak secara efesien seta efektif.

B.      HUBUNGAN ANTARA INTELEK DAN TINGKAH LAKU

Kemampuan berfikir abstrak menunjukkkan perhatian seseorang kepada kejadian  dan   peristiwa yang tidak kongkrit seperti misallna pilihan pekerjaan , corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya dan lain- lain. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan kepribadiannya.
Pikiran remaja sering di pengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang tua. Sikap kritis ini juga di tubjukkkan pada hal-hal yang sedah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan  keluarga sering terasa terjadi atau ada pertentangan dengan sikap keritis yang tampak pada perilakunya.
Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikirannnya  :
a.      Cita-cita dan idealism yang baik , terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat  lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
b.      Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilainnya.

Egosentrisme “ kekakuan” para remaja  dalam cara berfikir maupun bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada maasa remaja adalah banyak bertalian dengan perkembangan fisik  yang dirasakan mencekam dirinya. Hal ini menimbulkan perasaan “seperti “ selalu diamati orang lain, perasaaan malu dan membatasi gerak geriknya.

C.      KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEK REMAJA

Pada umumnya 3 – 4 tahu pertama menunjukkan perkembangan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada awal masa remaja, kira-kira pada usia 12 tahun anak pada masa yang di sebut “ masa operasi formal” (berfikir abstrak). Dalam berfikir operasional  formal setidak tidakkna mempunyai 2 sifat yang penting, yaitu:
a.      Sifat Deduktif Hepotesis
Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif, disamping deduktif, oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaina.
b.      Berfikir Operasional juga berfikir Kombinatoris
Dengan berfikir operasional fornmal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variabrel- variable tergantung yang mungkin ada.
Jadi, dengan berfikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem  solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk  mengadakan pengujian dengan  variable-variabel tergantung yang mungkin ada. Berfikit abstrak atau formal operation ini merupakan cara berfikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan  kejadian-kejadian tidak langsung dihayati.
Cara berfikir terlepas dari tempat dan waktu,dengan cara hipotesis,deduktif yang sistematis,tidak selalu dicapai oleh remaja.cara berfikir ini tergantung pada tingkat intelegensi dan kebudayaan disekitarnya.

D.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain:
                    i.            Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif.
                  ii.            Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan  memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir proposional.
                iii.            Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang  dalam menyusun  hipotesis yang radikal, kebebasan menjejaki masalah secara keseluruhan.

Perkembangan intelektual sebenarnya diperngaruhi oleh dua faktor utama, yaitu     hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini :
        i.            Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
      ii.            Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
1.      Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orangtua.
2.      Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan anak tersebut perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :
a.      Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
b.      Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual anak.
c.       Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta didik.
d.      Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
Menurut Ngallim Purwanto (1986), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi antara lain :
a)      Faktor Pembawaan (Genetik)
Intelegensi mengandung potensi bawaan, tetapi untuk dapat berfungsi dan berkemmbang seoptimal mungkin sebagaimana mestinya perlu mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkungan.
b)      Faktor Gizi
Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berkembang) teruutama yang besar pengaruhnya pada perkebangan intelegensi ialah pada fase prenata (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usi di atas lima tahun pengaruhnya tidakk signifikan lagi.
c)      Faktor Kematangan
Perkembangan intelaegensi semakin meningkat usia ke arah dewasa bahkan semakin tua, oranng semakin cermat menganalisis suatu persoalan karena di dukung oleh pengalaman-pengalaman hidupnya.
d)      Faktor Pembentukan
Fasilattas sarana yang disediakan oleh orang tua  seperti baha bacaan majalah anak-anak dan saran bermain yang memadai, semua ini dapat mementuk anak menjadi meningkakan fungsi dan kualitas pikirannya. Pada situasi ini dapat meningkatkan perkembangan intelaeegensi anak d banding anak seusianya.
    iii.            Kebebasan Psikologis
Andi Mapiare (1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelaegensi anak, yaitu:
Ø  Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia akan mampu berfikir selektif.
Ø  Banyaknya pengalaman-pengalaman pelatihan memecahkan masalah-masalah, sehingga seseorang dapat berfikir secara proposional.
Ø  Adanya kebebasan berfikir, sehingga anak dapat memecahkan masalah dan menarik kesimpulan.
Pandangan pertama yang mengakui bahwa inteligensi itu adalah faktor bakat, dinamakan aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua yang menyatakan bahw inteligensi itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dinamakan aliran Empirisme.
Dalam hubungannya dengan perkembangan inteligensi/kemampuan berfikir remaja, ada yang berpandangan bahwa adalah keliru jika IQ dianggap bisa ditingkatkan,yang walaupun perkembangan IQ dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor lingkungan. Menurut Andi Mappiare (1982;80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan antara lain :
a.      Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif.
b.      Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
c.       Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Tiga kondisi diatas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan inteligensi, yakni :
a.      Fungsi inteligensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis.
b.      Bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya struktur inteligensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif.

Wechsler berpendapat bahwa keseluruhan inteligensi seseorang tidak dapat diukur. IQ adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kira-kira karena selalu dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan faktor-faktor individual dan situasional.
menemukan tiga unsur penting dalam keluarga yang amat terpengaruh, yaitu :
  1. Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
  2. Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi ademiknya.
  3. Harapan orang tua atas prestasi akademiknya.
Disamping itu, variasi dalam stimulus adalah bagian penting dari lingkungan dan belajar untuk perkembangan inteligensi anak. Bila pengalaman awal masa kanak-kanak banyak diisi dengan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba, maka perkembangan berikutnya akan ditunjang ileh kemauan yang selalu menginginkan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba.
Setiap individu memiliki kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Ini merupakan tugas guru agar dapat meningkatkan kemampuan intelek anak. Agar kemampuannya dalam berfikir samarata. Kita juga harus bisa mengoptimalkan kemampuan otak anak dalam peningkatan intelek anak dengan mengetahui susunan otak dan teori belahan otak dan bagaimana mengoptimalkannya

E.      CARA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN INTELEK

Faktor lingkungan seseorang berbeda-beda sehingga informasi dan pengalaman yang diperolehnya pun berbeda-beda, misalnya keluarga, sekolah dan mayarakat. Kita sebagai pendidik harus dapat mengetahui cara untuk meningkatkan perkembangan intelek anak, misalnya :
1.      Menciptakan interaksi yang akrab dengan peserta didik sehingga ia merasa nyaman untuk mengkonsultasikan masalah yang dimilkinya kepada kita.
2.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mecari ilmu atau pengetahuan dari berbagai sumber yang menunjang perkembangan inteleknya.
3.      Meningkatkan pertumbuhan anak, misalnya kegiatan olahraga, memberi gizi yang cukup, dsb. Sehingga perkembangan intelektualnya tidak akan terganggu oleh perkembangan fisik.
4.      Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik agar ia dapat berdialog dan berinteraksi dengan mudah.

F.       PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KEMAMPUAN DAN PERKEMBANGAN INTELEK

Seperti yang di ketahui, manusia itu berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, juga tentang intelegensinya. Nilai IQ yang dihasilkan dari pengukuran intelegensi pada anak umur tertentu akan menghasilkan sebaran nilai yang membentuk sebaran normal ( normal distribution) dengan rata-rata 100  dan simpangan baku 15.
Klasifikasi Nilai Hasil Tes IQ Untuk tes IQ score yang dihasilkan berkisar 70 – 169. Dengan penerjemahan sebagai berikut :
a.      140 – 169 : Very superior (sangat pandai)
b.      120 – 139 : Superior (pandai)
c.       110 – 119 : High Average (diatas rata-rata)
d.      90 – 109 : Average (rata-rata)
e.      80 – 89 : Low average (dibawah rata-rata)
f.        70 – 79 : Barderline (lambat belajar)

Menurut Piaget, inteligensi mempunyai beberapa sifat :
1.      Inteligensi adalah interaksi aktif dengan lingkungan
2.      Inteligensi meliputi struktur organisasi perbutan dan pikiran, dan interaksi yang bersangkutan antara individu dan lingkungannya
3.      Struktur tersebut dalam perkembangannya mengalami perubahan kualitatif
4.      Dengan bertambahnya usia, penyesuaian diri lebih mudah karena proses keseimbangan yang bertambah luas
5.      Perubahan kualitatif pada inteligensi timbul pada masa yang mengikuti suatu  rangkaian tertentu.

Sebagian kesimpulan dari berbagai pendekatan/teori psikologi yang telah dikemukakan, menunjukkan bahwa inteligensi itu bersifat individual, artinya antara satu yang lainnya tidak sama persis kualitas IQ-nya.

G.     USAHA-USAHA DALAM MEMBANTU MENGEMBANGKAN INTELEK REMAJA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Menurut Piaget sebagian besar anak usia remaja mampu memahami konsep-konsep abstrak daalam batas-batas tertentu. Geru dapat membantu mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan pendekatan ketrampilan proses ( discovery approach ) dan dengan member penekanan pada penggunaan konsep-konsep dan abstrak-abstrak.
a.      Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut :
Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
b.      Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain
c.       Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
d.      Menerima remaja secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
e.      Memahami pemikiran, perasaan dan perilaku remaja, menempatkan diri dalam situasi remaja, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
f.        Memberikan suasanan psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri.

H.     HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN HASIL BELAJAR

Prestasi belajar merupakan suatu objek yang sering menjadi pusat perhatian baik bagi guru maupun orang tua. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu:
1.      Faktor internal
Mencakup fisik, kondisi panca indra dan fisik pada umumnya, dan psikologis meliputi:
a.      Variabel nonkognitif (minat,motivasi, dan kepribadian)
b.      Kemampuan Kognitif, yaitu kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan        umum (intelegensi)
2.      Faktor Eksternal
a.      Fisik, kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar.
b.      Sosial; dukungan sosial dan pengaruh budaya.

            Menurut Siti Rahayu Haditono (1972), menyatakan bahwa seseorang yang taraf intelegensi nya tinggi, akan lebih mudah menerima pelajaran bila di bandingkan dengan orang yang memiliki intelegensi rendah.
            Elida Prayitno (1990) mengemukakan bahwa individu yang mempunyai intelegensi tinggi mampu memecahkan masalah yang rumit dalam waktu yang relatif singkat dan tepat, sedangkan yang berintelegensi rendah hanya dapat mmenyelesaikan masalah-masalah yang sederhana saja.
            Willerman (dalam mudjiran, 1988) mengatakan bahwa inelegensi mempunyai korelasi positif dengan hasil  belajar, rata-rata korelasinya yaitu 0,50.

1 comment:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete