PERKEMBANGAN INTELEKTUAL REMAJA
1.
Pengertian Intelek
2. Hubungan Antara Intelek Dan Tingkah Laku
3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
5. Cara Meningkatkan Perkembangan Intelek
6. Perbedaan Individu Dalam Kemampuan Dan Perkembangan Intelek
7. Usaha-Usaha Dalam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja Dalam Proses
Pembelajaran
Pembelajaran
8.
Hubungan Antara Intelegensi Dan
Hasil Belajar
A.
PENGERTIAN INTELEK
Ø Menurut kamus Webster New World Dictionary of The American Languange,
istilah Intelect berarti:
v Kecakapan untuk berfikir , mengamati atau mengerti. Kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya. Dengan
demikian kecekapan berada dari kemauan dam perasaan.
v Kecakapan mental yang besar , sangat intelegensi.
v Pikiran atau intelegensi.
Ø Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai :
1.
Proses kognitif, proses berpikir,
daya menghubungkan, kemampuan
menilai, dan kemampuan mempertimbangkan
menilai, dan kemampuan mempertimbangkan
2.
Kemampuan mental atau itelegensi
Ø Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi
atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari rposes
berfikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang
yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih singkat, memahami
masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.
Ø Menurut English dan English dalam bukunya “ A Comprehensive dictionary of
pisychological and Psychoanalitical Terms “. Istlah Intelect berarti antara
lain :
1.
Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir
2.
Suatu rumpun nama untuk proses
kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berfikir (misalnya
menghubungkan, menimbang, dan memahami)
3.
Kecakapan, terutama kecakapan
yang ti nggi untuk berfikir ( bandingkan dengan Intelligence, Intelligence =
intellect).
Untuk
mengukur kecerdasan atau intelek di perlukan tes IQ. IQ adalah sebuah singkatan
yang kepanjangannya adalah Intelegensi Qaution dalam bahasa Indonesia sering
disebut angaka kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan
manusia secara umum (dalam hal pada umumnya).Hasilnya adalah berupa
angka/score.
Manfaat Tes
IQ
1.
Dapat mengetahui kecerdasan yang
dimiliki
2.
Dapat melihat sejauh mana potensi
bisa dikembangkan secara maksimal.
3.
Untuk mengkreasikan antara
tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang dicapai (jika IQ tinggi harusnya prestasi belajar juga
tinggi)
4.
Untuk mendeteksi kesulitan
belajar disebabkan karena faktor kemampuan ataukah faktor yang lain seperti
kemalasan, dll.
5.
Untuk pertimbangan dalam memilih
jenjang pendek/panjang.
Ø Beberapa para ahli mengemukakana pengertian Intelektual sebagai berikut:
1.
Super dan Cites mengemukakan bahwa
intelegensi telah sering didefisikan sebagai kemampuan memnyesuaikan diri
dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
2.
Garret (1946) mengemukakan
bahwaintelegensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang di
perlukan untuk pemecehan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta
menggunakan simbol-simbol.
3.
Alfred Binet (dalam Sobani
Irfan,1986) mengemukakan bahwa intelegensi adalah suatu kapasitas intelektual
umum, yang antara lain mencakup kemampuan :
·
Menalar dan menilai
·
Menyeluruh
·
Mencipta dan merumuskan arah
berfikir spesifik
·
Menyesuaikan pikiran pada
pencapaian hasil akhir
·
Memiliki kemampuan mengeritik
dirisendiri
Ø Dari berbagai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa intelegensi itu
adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berffikir abstrak, menalar
serta bertindak secara efesien seta efektif.
B.
HUBUNGAN ANTARA INTELEK
DAN TINGKAH LAKU
Kemampuan
berfikir abstrak menunjukkkan perhatian seseorang kepada kejadian dan
peristiwa yang tidak kongkrit seperti misallna pilihan pekerjaan , corak
hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di
depannya dan lain- lain. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam perkembangan
kepribadiannya.
Pikiran remaja
sering di pengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikap kritis
terhadap situasi dan orang tua. Sikap kritis ini juga di tubjukkkan pada
hal-hal yang sedah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara, dan
adat istiadat yang berlaku di lingkungan
keluarga sering terasa terjadi atau ada pertentangan dengan sikap
keritis yang tampak pada perilakunya.
Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat
pada pikirannnya :
a.
Cita-cita dan idealism yang baik
, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan
kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan
persoalan.
b.
Kemampuan berfikir dengan
pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilainnya.
Egosentrisme
“ kekakuan” para remaja dalam cara
berfikir maupun bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada maasa remaja adalah
banyak bertalian dengan perkembangan fisik
yang dirasakan mencekam dirinya. Hal ini menimbulkan perasaan “seperti “
selalu diamati orang lain, perasaaan malu dan membatasi gerak geriknya.
C.
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN INTELEK REMAJA
Pada umumnya 3 – 4 tahu pertama menunjukkan
perkembangan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur.
Pada awal masa remaja, kira-kira pada usia 12 tahun anak pada masa yang di
sebut “ masa operasi formal” (berfikir abstrak). Dalam berfikir
operasional formal setidak tidakkna
mempunyai 2 sifat yang penting, yaitu:
a.
Sifat Deduktif Hepotesis
Pada
dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif, disamping
deduktif, oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat
strategi penyelesaina.
b.
Berfikir Operasional juga
berfikir Kombinatoris
Dengan
berfikir operasional fornmal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku
problem solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan
pengujian hipotesis dengan variabrel- variable tergantung yang mungkin ada.
Jadi, dengan
berfikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku
problem solving yang betul-betul ilmiah,
serta memungkinkan untuk mengadakan
pengujian dengan variable-variabel
tergantung yang mungkin ada. Berfikit abstrak atau formal operation ini
merupakan cara berfikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat
dan kejadian-kejadian tidak langsung
dihayati.
Cara berfikir terlepas dari tempat dan waktu,dengan cara
hipotesis,deduktif yang sistematis,tidak selalu dicapai oleh remaja.cara
berfikir ini tergantung pada tingkat intelegensi dan kebudayaan disekitarnya.
D.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu
antara lain:
i.
Bertambahnya informasi yang
disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif.
ii.
Banyaknya pengalaman dan
latihan-latihan memecahkan masalah
sehingga seseorang dapat berfikir proposional.
iii.
Adanya kebebasan berfikir,
menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis yang radikal,
kebebasan menjejaki masalah secara keseluruhan.
Perkembangan intelektual sebenarnya diperngaruhi
oleh dua faktor utama, yaitu
hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya
tidak terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan resultan
dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap
perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini :
i.
Faktor Hereditas
Semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan
menjadi kemampuan berfikir setara normal, di atas normal atau di bawah normal.
Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan
lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
ii.
Faktor Lingkungan
Ada dua
unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan
intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
1.
Keluarga
Intervensi yang paling penting
dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak
yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan,
misalnya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya,
menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan
seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat
mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau pengalaman
tersebut akan menuntut perhatian orangtua.
2.
Sekolah
Sekolah
adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan
anak tersebut perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya
menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa
cara diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Menciptakan interaksi atau
hubungan yang akrab dengan peserta didik.
b.
Memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual
anak.
c.
Menjaga dan meningkatkan
pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi
yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta didik.
d.
Meningkatkan kemampuan berbahasa
peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang
memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
Menurut Ngallim Purwanto (1986), faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi antara lain :
a)
Faktor Pembawaan (Genetik)
Intelegensi mengandung potensi bawaan, tetapi untuk dapat berfungsi dan
berkemmbang seoptimal mungkin sebagaimana mestinya perlu mendapatkan pendidikan
dan latihan dari lingkungan.
b)
Faktor Gizi
Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berkembang) teruutama
yang besar pengaruhnya pada perkebangan intelegensi ialah pada fase prenata
(anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usi di atas lima tahun
pengaruhnya tidakk signifikan lagi.
c)
Faktor Kematangan
Perkembangan intelaegensi semakin meningkat usia ke arah dewasa bahkan
semakin tua, oranng semakin cermat menganalisis suatu persoalan karena di
dukung oleh pengalaman-pengalaman hidupnya.
d)
Faktor Pembentukan
Fasilattas sarana yang disediakan oleh orang tua seperti baha bacaan majalah anak-anak dan
saran bermain yang memadai, semua ini dapat mementuk anak menjadi meningkakan
fungsi dan kualitas pikirannya. Pada situasi ini dapat meningkatkan
perkembangan intelaeegensi anak d banding anak seusianya.
iii.
Kebebasan Psikologis
Andi Mapiare
(1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
intelaegensi anak, yaitu:
Ø Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia
akan mampu berfikir selektif.
Ø Banyaknya pengalaman-pengalaman pelatihan memecahkan masalah-masalah,
sehingga seseorang dapat berfikir secara proposional.
Ø Adanya kebebasan berfikir, sehingga anak dapat memecahkan masalah dan
menarik kesimpulan.
Pandangan
pertama yang mengakui bahwa inteligensi itu adalah faktor bakat, dinamakan
aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua yang menyatakan bahw inteligensi
itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dinamakan aliran Empirisme.
Dalam
hubungannya dengan perkembangan inteligensi/kemampuan berfikir remaja, ada yang
berpandangan bahwa adalah keliru jika IQ dianggap bisa ditingkatkan,yang
walaupun perkembangan IQ dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor lingkungan.
Menurut Andi Mappiare (1982;80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan antara
lain :
a.
Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak)
seseorang sehingga ia mampu berfikir reflektif.
b.
Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan
memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
c.
Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian
seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki
masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah
dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
Tiga
kondisi diatas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan
inteligensi, yakni :
a.
Fungsi inteligensi termasuk proses adaptasi yang
bersifat biologis.
b.
Bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya
struktur inteligensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan
kualitatif.
Wechsler
berpendapat bahwa keseluruhan inteligensi seseorang tidak dapat diukur. IQ
adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kira-kira karena selalu
dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan faktor-faktor individual dan
situasional.
menemukan
tiga unsur penting dalam keluarga yang amat terpengaruh, yaitu :
- Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
- Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orang tua atas prestasi ademiknya.
- Harapan orang tua atas prestasi akademiknya.
Disamping
itu, variasi dalam stimulus adalah bagian penting dari lingkungan dan belajar
untuk perkembangan inteligensi anak. Bila pengalaman awal masa kanak-kanak
banyak diisi dengan variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba, maka
perkembangan berikutnya akan ditunjang ileh kemauan yang selalu menginginkan
variasi dalam melihat, mendengar, dan meraba.
Setiap individu memiliki
kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Ini merupakan tugas guru agar dapat
meningkatkan kemampuan intelek anak. Agar kemampuannya dalam berfikir samarata.
Kita juga harus bisa mengoptimalkan kemampuan otak anak dalam peningkatan
intelek anak dengan mengetahui susunan otak dan teori belahan otak dan bagaimana
mengoptimalkannya
E.
CARA MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN INTELEK
Faktor
lingkungan seseorang berbeda-beda sehingga informasi dan pengalaman yang
diperolehnya pun berbeda-beda, misalnya keluarga, sekolah dan mayarakat. Kita
sebagai pendidik harus dapat mengetahui cara untuk meningkatkan perkembangan
intelek anak, misalnya :
1.
Menciptakan
interaksi yang akrab dengan peserta didik sehingga ia merasa nyaman untuk
mengkonsultasikan masalah yang dimilkinya kepada kita.
2.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mecari ilmu atau pengetahuan dari berbagai sumber
yang menunjang perkembangan inteleknya.
3.
Meningkatkan
pertumbuhan anak, misalnya kegiatan olahraga, memberi gizi yang cukup, dsb.
Sehingga perkembangan intelektualnya tidak akan terganggu oleh perkembangan
fisik.
4.
Meningkatkan
kemampuan berbahasa peserta didik agar ia dapat berdialog dan berinteraksi
dengan mudah.
F.
PERBEDAAN INDIVIDU
DALAM KEMAMPUAN DAN PERKEMBANGAN INTELEK
Seperti yang di ketahui, manusia itu berbeda satu sama
lain dalam berbagai hal, juga tentang intelegensinya. Nilai IQ yang dihasilkan
dari pengukuran intelegensi pada anak umur tertentu akan menghasilkan sebaran
nilai yang membentuk sebaran normal ( normal distribution) dengan rata-rata 100 dan simpangan baku 15.
Klasifikasi Nilai Hasil Tes IQ Untuk tes IQ score
yang dihasilkan berkisar 70 – 169. Dengan penerjemahan sebagai berikut :
a.
140 – 169 : Very superior (sangat
pandai)
b. 120 – 139 : Superior (pandai)
c. 110 – 119 : High Average (diatas rata-rata)
d. 90 – 109 : Average (rata-rata)
e. 80 – 89 : Low average (dibawah rata-rata)
f.
70 – 79 : Barderline (lambat
belajar)
Menurut Piaget,
inteligensi mempunyai beberapa sifat :
1.
Inteligensi adalah interaksi aktif dengan
lingkungan
2.
Inteligensi meliputi struktur organisasi perbutan
dan pikiran, dan interaksi yang bersangkutan antara individu dan lingkungannya
3.
Struktur tersebut dalam perkembangannya mengalami
perubahan kualitatif
4.
Dengan bertambahnya usia, penyesuaian diri lebih
mudah karena proses keseimbangan yang bertambah luas
5.
Perubahan kualitatif pada inteligensi timbul pada
masa yang mengikuti suatu rangkaian
tertentu.
Sebagian
kesimpulan dari berbagai pendekatan/teori psikologi yang telah dikemukakan,
menunjukkan bahwa inteligensi itu bersifat individual, artinya antara satu yang
lainnya tidak sama persis kualitas IQ-nya.
G.
USAHA-USAHA DALAM
MEMBANTU MENGEMBANGKAN INTELEK REMAJA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Menurut Piaget sebagian besar anak usia remaja mampu
memahami konsep-konsep abstrak daalam batas-batas tertentu. Geru dapat membantu
mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan pendekatan ketrampilan
proses ( discovery approach ) dan dengan member penekanan pada penggunaan
konsep-konsep dan abstrak-abstrak.
a.
Kondisi psikologis yang perlu
diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu
mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut :
Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
b.
Pendidik menciptakan suasana
dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain
c.
Pendidik memberikan pengertian
dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat
menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari sudut
pandang mereka (empathy).
d.
Menerima remaja secara positif
sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
e.
Memahami pemikiran, perasaan dan
perilaku remaja, menempatkan diri dalam situasi remaja, serta melihat sesuatu
dari sudut pandang mereka (empathy).
f.
Memberikan suasanan psikologis
yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa
berani mengembangkan pemikirannya sendiri.
H.
HUBUNGAN ANTARA
INTELEGENSI DAN HASIL BELAJAR
Prestasi belajar merupakan suatu objek yang sering
menjadi pusat perhatian baik bagi guru maupun orang tua. Faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu:
1. Faktor internal
Mencakup fisik, kondisi panca
indra dan fisik pada umumnya, dan psikologis meliputi:
a. Variabel nonkognitif (minat,motivasi, dan kepribadian)
b.
Kemampuan Kognitif, yaitu
kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan
umum (intelegensi)
2.
Faktor Eksternal
a.
Fisik, kondisi tempat belajar,
sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar.
b.
Sosial; dukungan sosial dan
pengaruh budaya.
Menurut Siti Rahayu Haditono (1972),
menyatakan bahwa seseorang yang taraf intelegensi nya tinggi, akan lebih mudah
menerima pelajaran bila di bandingkan dengan orang yang memiliki intelegensi
rendah.
Elida
Prayitno (1990) mengemukakan bahwa individu yang mempunyai intelegensi tinggi
mampu memecahkan masalah yang rumit dalam waktu yang relatif singkat dan tepat,
sedangkan yang berintelegensi rendah hanya dapat mmenyelesaikan masalah-masalah
yang sederhana saja.
Willerman
(dalam mudjiran, 1988) mengatakan bahwa inelegensi mempunyai korelasi positif
dengan hasil belajar, rata-rata
korelasinya yaitu 0,50.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)