Awalilah
menulis dengan hati, setelah itu perbaiki tulisan dengan pikiran. Kunci pertama
menulis adalah bukan pikiran, melainkan mengungkap apa saja yang dirasakan.
(William
Forrester)
Yuk
Menulis, yuk !
Bagi sebagian orang,
menulis merupakan hal yang sulit. Menulis bukan sekadar menggoreskan tinta pada
kertas atau mengetik keyboard laptop. Menulis butuh konsep untuk menjadi bahan acuan.
Mereka yang tidak terbiasa menulis akan sukar mengungkapkan gagasan dan ide
yang sudah ada di dalam pikirannya. Oleh karena itu, solusinya adalah berlatih.
Bisa karena terbiasa. Dengan berlatih, seseorang akan terbiasa. Kita tidak
perlu memikirkan bagus atau tidak tulisan kita karena dalam proses tersebut,
kemampuan menulisnya sembari terasah. Itulah yang mengembangkan kemampuan
menulisa kita. Tapi, sebelum berlatih, langkah paling awal yang ditempuh adalah
niat. Karena niat menjadi tumpuan semangat dalam mengerjakan sesuatu, dalam hal
ini tentu saja untuk menulis.
Menulis
merupakan yang membutuhkan motivasi. Sejatinya, motivasi dari diri sendirilah
yang paling penting, selain motivasi dari orang tua atau sahabat. Bakarlah api
semangat dan jangan pernah padamkan sebelum menulis. Janganlah menvonis diri
sendiri jika menulis itu susah. Karena hal tersebut akan membuat kita untuk
menunda dan malas menulis.
Lalu bagaimana jika pena
sudah menempel pada kertas, jadi sudah siap menekan keyboard, tapi otak tidak
mempunyai gambaran? Apa yang akan kita tulis? Itulah yang sering menjadi
hambatan menulis, yang menjadikan orang selalu menunda-nunda. Terlepas dari
semua, mulailah menulis dari hal yang kecil. Seperti menulis buku harian, marilah
menulis tentang apa yang terjadi pada hari ini. Kejadian yang menarik pada
hari-hari tertentu, apabila dirangkum dan dikemas dengan rapi dapat menjadi
cerita yang menarik. Dari hal tersebut, cerita pendek pun dapat kita buat. Atau
jika kita sering mendengar curahan hati sang sahabat, kita pun dapat
memproduksi tulisan dari cerita yang kita dengarkan dengan tambahan
pengembangan cerita. Menulis pun bisa dari hal yang sepele, seperti mencatat
agenda harian dalam kalender ponsel sebagai bahan pengingat.
Sebagai bahan evaluasi,
publikasikanlah tulisan kita. Buatlah blog sendiri, atau mengirim tulisan kita
pada situs khusus tulisan, atau yang paling sederhana, meminta sahabat kita
untuk membaca tulisan. Mintalah saran dan kritik dari mereka semua, karena itulah
yang menjadi patokan untuk memperbaiki tulisan kita, entah itu dari segi
pilihan kata, topik, pembahasan, dan lain sebagainya.
Dari itu semua dapat kita
ambil tahapan dalam proses menulis, yaitu:
1. Pramenulis
(prewriting)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a. memilih
topik.
b. memikirkan
tujuan, bentuk, dan audiens.
c. memanfaatkan
dan mengorganisir gagasan-gagasan.
2. Penyusunan
Draf Tulisan (Drafting)
Aktivitas
dalam tahap ini meliputi:
a. menulis
draft kasar.
b. menulis
konsep utama.
c. menekankan
pada pengembangan isi.
3. Perbaikan
(Revising)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a. membaca
ulang draf kasar.
b. menyempurnakan
draf kasar dalam proses menulis.
c. memperbaiki
bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis.
4. Penyutingan
(Editing)
Aktivitas
dalam tahap ini meliputi:
a. mengambil
jarak dari tulisan.
b. mengoreksi
awal dengan menandai kesalahan.
c. mengoreksi
kesalahan.
5. Pemublikasian
(publishing)
Manfaat Menulis
1. Percy (dalam Nuruddin, 2011:20-27)
menyatakan enam manfaat menulis, yaitu
a. sarana untuk mengungkapkan diri,
b. sarana untuk pemahaman,
c. membantu mengembangkan kepuasan
pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri,
d. meningkatkan kesadaran dan
penyerapan terhadap lingkungan,
e. keterlibatan secara bersemangat dan
bukannya penerimaan yang pasrah, dan
f.
mengembangkan
suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan menggunakan bahasa.
2. Komaidi (2011, 9-10) memberikan
enam manfaat menulis. Keenam manfaat tersebut adalah:
a. menimbulkan rasa ingin tahu dan
melatih kepekaan dalam melihat realitas kehidupan,
b. mendorong kita untuk mencari
referensi lain, misalnya buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya,
c. terlatih untuk menyusun pemikiran
dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis,
d. mengurangi tingkat ketegangan dan
stres,
e. mendapatkan kepuasan batin terlebih
jika tulisan bermanfaat bagi orang lain melalui media massa, dan
f.
mendapatkan
popularitas di kalangan publik.
3. Nuruddin
(2011:11) bahwa menulis dapat membuat perasaan dan kesehatan yang lebih baik.
Mengacu pada pendapat Dr. Pennebaker bahwa menulis tentang pikiran dan perasaan
terdalam tentang trauma yang dialami menghasilkan suasana hati yang lebih baik,
pandangan positif, dan kesehatan yang lebih baik. Sementara itu, mengacu pada
pendapat Fatimah Merisi bahwa menulis dapat mengencangkan kulit di wajah dan
membuat awet muda.
Ternyata banyak sekali manfaat dari
menulis. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menulis. Siapkan laptopmu atau ambil pena
mu dan buka bukumu sekarang juga. Yuk, menulis yuk! Selamat menulis! Semangat! J
Daftar
Pustaka
Suwignyo,
Hery.1997. Pembentukan Keruntutan Karangan Murid Kelas V Sekolah Dasar
Berdasarkan
Pembelajaran Proses Menulis. Malang:Tesis