Thursday, 24 November 2016

Yuk Menulis, yuk !



Awalilah menulis dengan hati, setelah itu perbaiki tulisan dengan pikiran. Kunci pertama menulis adalah bukan pikiran, melainkan mengungkap apa saja yang dirasakan.
(William Forrester)


Yuk Menulis, yuk !

Bagi sebagian orang, menulis merupakan hal yang sulit. Menulis bukan sekadar menggoreskan tinta pada kertas atau mengetik keyboard laptop. Menulis butuh konsep untuk menjadi bahan acuan. Mereka yang tidak terbiasa menulis akan sukar mengungkapkan gagasan dan ide yang sudah ada di dalam pikirannya. Oleh karena itu, solusinya adalah berlatih. Bisa karena terbiasa. Dengan berlatih, seseorang akan terbiasa. Kita tidak perlu memikirkan bagus atau tidak tulisan kita karena dalam proses tersebut, kemampuan menulisnya sembari terasah. Itulah yang mengembangkan kemampuan menulisa kita. Tapi, sebelum berlatih, langkah paling awal yang ditempuh adalah niat. Karena niat menjadi tumpuan semangat dalam mengerjakan sesuatu, dalam hal ini tentu saja untuk menulis.

            Menulis merupakan yang membutuhkan motivasi. Sejatinya, motivasi dari diri sendirilah yang paling penting, selain motivasi dari orang tua atau sahabat. Bakarlah api semangat dan jangan pernah padamkan sebelum menulis. Janganlah menvonis diri sendiri jika menulis itu susah. Karena hal tersebut akan membuat kita untuk menunda dan malas menulis.

Lalu bagaimana jika pena sudah menempel pada kertas, jadi sudah siap menekan keyboard, tapi otak tidak mempunyai gambaran? Apa yang akan kita tulis? Itulah yang sering menjadi hambatan menulis, yang menjadikan orang selalu menunda-nunda. Terlepas dari semua, mulailah menulis dari hal yang kecil. Seperti menulis buku harian, marilah menulis tentang apa yang terjadi pada hari ini. Kejadian yang menarik pada hari-hari tertentu, apabila dirangkum dan dikemas dengan rapi dapat menjadi cerita yang menarik. Dari hal tersebut, cerita pendek pun dapat kita buat. Atau jika kita sering mendengar curahan hati sang sahabat, kita pun dapat memproduksi tulisan dari cerita yang kita dengarkan dengan tambahan pengembangan cerita. Menulis pun bisa dari hal yang sepele, seperti mencatat agenda harian dalam kalender ponsel sebagai bahan pengingat.

Sebagai bahan evaluasi, publikasikanlah tulisan kita. Buatlah blog sendiri, atau mengirim tulisan kita pada situs khusus tulisan, atau yang paling sederhana, meminta sahabat kita untuk membaca tulisan. Mintalah saran dan kritik dari mereka semua, karena itulah yang menjadi patokan untuk memperbaiki tulisan kita, entah itu dari segi pilihan kata, topik, pembahasan, dan lain sebagainya.
 

Dari itu semua dapat kita ambil tahapan dalam proses menulis, yaitu:
1.      Pramenulis (prewriting)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a.       memilih topik.
b.      memikirkan tujuan, bentuk, dan audiens.
c.       memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan.
2.      Penyusunan Draf Tulisan (Drafting)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a.       menulis draft kasar.
b.      menulis konsep utama.
c.       menekankan pada pengembangan isi.
3.      Perbaikan (Revising)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a.       membaca ulang draf kasar.
b.      menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis.
c.       memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis.
4.      Penyutingan (Editing)
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
a.       mengambil jarak dari tulisan.
b.      mengoreksi awal dengan menandai kesalahan.
c.       mengoreksi kesalahan.
5.      Pemublikasian (publishing)


Manfaat Menulis

1.      Percy (dalam Nuruddin, 2011:20-27) menyatakan enam manfaat menulis, yaitu
a.       sarana untuk mengungkapkan diri,
b.      sarana untuk pemahaman,
c.       membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri,
d.      meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan,
e.       keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah, dan
f.        mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan menggunakan bahasa.

2.      Komaidi (2011, 9-10) memberikan enam manfaat menulis. Keenam manfaat tersebut adalah:
a.       menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas kehidupan,
b.      mendorong kita untuk mencari referensi lain, misalnya buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya,
c.       terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis,
d.      mengurangi tingkat ketegangan dan stres,
e.       mendapatkan kepuasan batin terlebih jika tulisan bermanfaat bagi orang lain melalui media massa, dan
f.        mendapatkan popularitas di kalangan publik.

3.      Nuruddin (2011:11) bahwa menulis dapat membuat perasaan dan kesehatan yang lebih baik. Mengacu pada pendapat Dr. Pennebaker bahwa menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang dialami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan positif, dan kesehatan yang lebih baik. Sementara itu, mengacu pada pendapat Fatimah Merisi bahwa menulis dapat mengencangkan kulit di wajah dan membuat awet muda.

Ternyata banyak sekali manfaat dari menulis. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menulis. Siapkan laptopmu atau ambil pena mu dan buka bukumu sekarang juga. Yuk, menulis yuk! Selamat menulis! Semangat! J


Daftar Pustaka
Suwignyo, Hery.1997. Pembentukan Keruntutan Karangan Murid Kelas V Sekolah Dasar
Berdasarkan Pembelajaran Proses Menulis. Malang:Tesis